Reza Permadi Atourin Visitor Management System untuk Desa Wisata DKI Jakarta
Teknologi

Reza Permadi, Arsitek Wisata Digital yang Menyalakan Harapan dari Desa

Pagi itu, sinar matahari baru saja menembus kabut di sebuah desa wisata di lereng Gunung Bromo. Sejumlah warga tampak sibuk menerima tamu dari berbagai kota, bukan lagi dengan buku tamu dan kuitansi kertas seperti dulu, melainkan melalui sebuah aplikasi yang mencatat semua kunjungan secara digital.

Di balik layar inovasi sederhana yang kini mengubah wajah pariwisata desa itu, ada sosok muda bernama Reza Permadi, pendiri sekaligus CEO Atourin Teknologi Nusantara. Ia bukan sekadar membangun startup, tetapi menciptakan gerakan besar: membawa teknologi ke akar pariwisata Indonesia, yakni desa.

“Teknologi bukan hanya untuk kota besar,” ujarnya suatu kali dalam wawancara. “Saya ingin setiap desa wisata punya kesempatan yang sama untuk berkembang, tanpa harus kehilangan jati dirinya.” Kalimat itu mungkin terdengar idealistis, tetapi bagi Reza, idealisme justru menjadi bahan bakar untuk menghadirkan perubahan nyata.

Awal dari Sebuah Perjalanan

Reza Permadi tidak datang dari latar belakang bisnis raksasa atau investasi besar. Ia memulai langkahnya dengan satu gagasan sederhana: digitalisasi bisa membantu desa wisata bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan. Latar belakang pendidikannya di bidang pariwisata dan keberlanjutan membuatnya memahami betul bagaimana teknologi bisa menjadi jembatan antara pelestarian alam dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Pada 2017, Reza mendirikan Atourin, platform digital yang awalnya hanya berfokus pada layanan pemesanan tur dan pemandu wisata. Namun, dari hasil interaksi langsung dengan pengelola desa wisata di berbagai daerah, ia menyadari satu masalah mendasar: mayoritas desa belum memiliki sistem pencatatan dan manajemen wisatawan yang efisien. Banyak potensi besar yang hilang karena pengelolaan masih manual dan tidak transparan.

Dari situlah lahir Atourin Visitor Management System (AVMS)—sebuah sistem digital yang bukan hanya mencatat data pengunjung, tetapi juga memudahkan transaksi, pelaporan keuangan, hingga pengendalian kapasitas wisatawan. AVMS memungkinkan pengelola desa wisata mengetahui dengan pasti siapa yang datang, berapa banyak tiket yang terjual, hingga potensi pendapatan yang bisa dikembangkan.

Menembus Batas Desa dengan Teknologi

Reza Permadi Atourin Visitor Management System
Sumber: www.tempo.co

Membawa digitalisasi ke desa-desa wisata bukan hal mudah. Tantangan pertama adalah infrastruktur internet yang belum merata, disusul dengan literasi digital masyarakat yang masih terbatas. Namun, Reza tidak berhenti di situ. Ia bersama tim Atourin memilih untuk turun langsung ke lapangan, melatih para pengelola, dan membangun sistem yang mudah diadaptasi.

“Kami ingin sistem ini tidak menakutkan bagi masyarakat desa,” jelasnya. “Karena teknologi seharusnya mempermudah, bukan menggantikan peran manusia.”

Kini, ratusan desa wisata di berbagai provinsi sudah menggunakan AVMS. Di beberapa lokasi, sistem ini bahkan telah membantu memperbaiki tata kelola keuangan dan meningkatkan kepercayaan wisatawan. Transparansi menjadi nilai baru yang tumbuh, sementara pengunjung merasa lebih nyaman karena sistem pemesanan dan tiket telah sepenuhnya digital.

Dari Data Menjadi Harapan

Salah satu kekuatan utama AVMS adalah kemampuannya mengubah data menjadi alat strategis. Melalui laporan digital, desa wisata kini dapat memahami pola kunjungan wisatawan, waktu favorit wisata, dan segmentasi pasar yang paling potensial. Data inilah yang kemudian menjadi dasar bagi pengembangan program wisata baru dan promosi yang lebih efektif.

Reza meyakini bahwa masa depan pariwisata Indonesia tidak hanya terletak pada promosi destinasi, tetapi pada pengelolaan berbasis data. “Kalau desa bisa membaca datanya sendiri, mereka bisa menentukan arah masa depan tanpa harus menunggu bantuan dari luar,” katanya.

Pendekatan itu bukan sekadar konsep, tetapi nyata hasilnya. Beberapa desa wisata di Jawa Timur, Bali, dan Sumatra mulai mengalami peningkatan pendapatan karena mampu menyesuaikan penawaran wisata berdasarkan data pengunjung yang dikumpulkan AVMS. Teknologi, bagi Reza, bukan lagi milik segelintir orang di kota besar—ia menjadi alat pemberdayaan di tangan masyarakat desa.

Teknologi yang Berpihak pada Alam

Yang membuat Reza berbeda dari kebanyakan inovator teknologi adalah pandangannya tentang keberlanjutan. Ia tidak melihat digitalisasi sebagai modernisasi semata, melainkan sebagai cara untuk menjaga keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan.

Atourin secara aktif mengusung prinsip pariwisata regeneratif—konsep yang mendorong wisata tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap alam, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi pemulihan lingkungan. Melalui inisiatif Atourin Regenerative Tourism Initiative (ARTI), Reza menggagas program seperti penanaman pohon di area wisata dan perhitungan emisi karbon setiap kunjungan wisatawan.

“Wisata yang baik adalah yang meninggalkan dampak positif,” ujarnya. “Kita tidak bisa bicara kemajuan digital tanpa menjaga bumi tempat wisata itu tumbuh.”

Dengan prinsip itu, setiap proyek digitalisasi desa wisata yang dijalankan Atourin selalu disertai pelatihan pengelolaan lingkungan. Dari cara mengelola sampah wisata hingga strategi mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, semua menjadi satu paket kesadaran baru di era wisata digital.

Jejak yang Menyebar ke Seluruh Nusantara

Kini, Atourin bukan lagi sekadar startup rintisan. Di bawah kepemimpinan Reza, perusahaan ini telah menjadi mitra strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam program pendampingan dan digitalisasi desa wisata. Lebih dari 200 desa telah mendapatkan pelatihan dan implementasi sistem digital berkat kolaborasi ini.

Tidak sedikit pula desa yang sebelumnya nyaris tak dikenal, kini menjadi destinasi wisata populer berkat keterhubungan mereka dengan platform digital Atourin. Dari Labuan Bajo hingga Dieng, dari Sawarna hingga Raja Ampat, jejak digitalisasi Reza dan timnya terus meluas.

Namun bagi Reza, keberhasilan sejati bukan diukur dari seberapa banyak desa yang memakai teknologinya, melainkan seberapa besar masyarakat lokal dapat berdaya melalui teknologi itu sendiri. “Kalau warga desa bisa mengelola wisata tanpa harus bergantung pada pihak luar, di situlah arti sebenarnya dari kemajuan,” ucapnya.

Membangun dari Nilai, Bukan Sekadar Inovasi

Di balik kesuksesan itu, Reza tetap menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai fondasi. Ia sering mengatakan bahwa teknologi hanyalah alat, jiwanya tetap pada manusia yang menggunakannya. Karena itu, Atourin tidak pernah berhenti melakukan pendampingan langsung, mengirim mentor ke lapangan, dan memastikan setiap desa paham bukan hanya cara memakai sistem, tapi juga makna di baliknya.

Pendekatan humanis inilah yang menjadikan kisah Reza bukan hanya tentang startup, melainkan tentang gerakan sosial berbasis teknologi. Ia mengubah cara pandang bahwa inovasi besar bisa lahir dari empati terhadap masalah kecil di lapangan.

“Banyak orang mengira teknologi membuat kita menjauh dari manusia,” katanya dengan senyum. “Tapi bagi saya, justru teknologi lah yang membuat kita lebih dekat—karena kita bisa mendengar lebih banyak, lebih cepat, dan lebih dalam.”

Reza Permadi penerima SATU Indonesia Awards
Sumber: www.dekamuslim.com

Di akhir perjalanan kisah ini, pantas kiranya jika nama Reza Permadi disebut sebagai salah satu penerima SATU Indonesia Awards, penghargaan bergengsi yang diberikan kepada anak muda Indonesia yang berkontribusi nyata di bidang sosial, pendidikan, lingkungan, wirausaha, dan teknologi. Ajang yang digagas oleh PT Astra International ini telah menjadi simbol apresiasi bagi generasi muda yang menyalakan perubahan dari berbagai pelosok negeri. Bagi Reza, penghargaan itu bukan akhir, melainkan pengingat bahwa perubahan sejati dimulai dari langkah kecil, dari sebuah desa yang berani bermimpi lebih besar. #APA2025-BLOGSPEDIA

Referensi:
https://www.radioidola.com/2023/reza-permadi-perintis-digitalisasi-desa-wisata-peraih-satu-indonesia-awards-2023
https://www.happydyah.com/reza-permadi-dorong-sustainable-digitalisasi-pariwisata-dari-akar-geologi-ke-desa-wisata
https://www.antaranews.com/berita/3711048/kemenparekraf-atourin-kerja-sama-pasarkan-desa-wisata
https://www.antaranews.com/berita/4140825/atourin-luncurkan-arti-beri-pemahaman-soal-pariwisata-regeneratif
https://www.sriwidiyastuti.com/2024/10/atourin-digitalisasi-wisata-desa.html
https://hilmangraha.com/2024/10/22/atourin-reza-permadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses