Perbedaan Apoteker dan Apoteker Klinis
Karir

Inilah 4 Perbedaan Apoteker dan Apoteker Klinis

Apoteker dan apoteker klinis adalah dua profesi yang sama-sama memiliki peran penting dalam sistem pelayanan kesehatan, namun memiliki perbedaan mendasar dalam ruang lingkup pekerjaan dan fokusnya.

Memahami perbedaan ini akan membantu kamu dalam menentukan jalur karier yang paling sesuai minat dan tujuan.

Lalu, apa saja perbedaannya? Kamu bisa lihat dalam 4 hal berikut ini:

1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Perbedaan Apoteker dan Apoteker Klinis
Sumber dari Freepik.com

Apoteker

Apoteker bertanggung jawab menyiapkan dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan resep dokter.

Selain itu, mereka memberikan edukasi tentang penggunaan obat kepada pasien, memantau efek samping obat, dan memastikan pasien menggunakan obat dengan aman dan efektif.

Salah satu tugas penting apoteker adalah melakukan konseling obat kepada pasien, yang melibatkan diskusi mengenai cara penggunaan obat yang benar dan potensi efek samping.

Apoteker juga mengelola stok obat di apotek, memastikan ketersediaan obat yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasien.

Apoteker Klinis

Sebaliknya, apoteker klinis memiliki fokus yang berbeda dalam ruang lingkup pekerjaannya. Mereka lebih berfokus pada optimalisasi penggunaan obat pada pasien, bekerja sama dengan tim medis lainnya untuk memilih obat yang paling tepat.

Apoteker klinis memantau efek terapi obat dan menyesuaikan dosis jika diperlukan untuk mencapai hasil terapi yang optimal.

Selain memberikan edukasi kepada pasien, apoteker klinis juga memberikan informasi dan saran kepada dokter dan perawat mengenai penggunaan obat yang optimal.

Mereka sering terlibat dalam penelitian tentang penggunaan obat untuk meningkatkan praktik farmasi klinis.

2. Fokus Pekerjaan

Apoteker

Fokus utama apoteker adalah pada aspek dispensing dan pelayanan obat di apotek. Mereka memastikan bahwa pasien mendapatkan obat yang tepat sesuai dengan resep dan menggunakannya dengan aman dan efektif.

Apoteker harus memahami interaksi obat, efek samping, dan kontraindikasi untuk memberikan konseling yang komprehensif kepada pasien.

Apoteker Klinis

Di sisi lain, apoteker klinis memiliki fokus yang lebih mendalam pada aspek klinis penggunaan obat. Mereka berupaya memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan terapi obat yang optimal untuk mencapai kesembuhan.

Apoteker klinis harus memiliki pemahaman mendalam tentang farmakologi klinis dan kemampuan untuk menilai kebutuhan terapi individu berdasarkan kondisi klinis pasien.

3. Pendidikan dan Sertifikasi

Baik apoteker maupun apoteker klinis memulai karier mereka dengan menyelesaikan pendidikan S1 Farmasi dan mendapatkan Surat Izin Apoteker (SIA).

Namun, untuk menjadi apoteker klinis, diperlukan pendidikan profesi tambahan dan sertifikasi kompetensi khusus.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar farmasi, apoteker klinis harus mengikuti program pendidikan profesi apoteker klinis dan lulus ujian kompetensi untuk mendapatkan sertifikat sebagai apoteker klinis.

4. Tempat Bekerja

Tempat kerja juga menjadi perbedaan signifikan antara apoteker dan apoteker klinis. Apoteker biasanya bekerja di apotek, puskesmas, klinik, rumah sakit, atau industri farmasi.

Mereka bertanggung jawab atas distribusi dan manajemen obat dalam lingkungan yang berorientasi pada pelayanan pasien.

Sedangkan apoteker klinis lebih sering ditemukan bekerja di rumah sakit. Di lingkungan rumah sakit, mereka dapat bekerja lebih dekat dengan tim medis, termasuk dokter dan perawat, untuk memberikan saran klinis mengenai terapi obat.

Kehadiran mereka di rumah sakit  akan berpartisipasi langsung dalam pengelolaan pasien, memantau respons terapi, dan melakukan penyesuaian obat jika diperlukan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, apoteker dan apoteker klinis memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan, meskipun dengan fokus dan ruang lingkup yang berbeda.

Apoteker lebih terlibat dalam aspek dispensing dan pelayanan obat di apotek, memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai dengan resep dokter dan digunakan dengan benar oleh pasien.

Di sisi lain, apoteker klinis lebih berfokus pada aspek klinis penggunaan obat, bekerja sama dengan tim medis untuk memastikan bahwa terapi obat yang diberikan adalah yang paling efektif untuk setiap pasien.

Kamu bisa memilih antara menjadi apoteker atau apoteker klinis tergantung pada minat, bakat, dan tujuan kamu.

Bagi yang tertarik pada pelayanan obat di apotek, menjadi apoteker adalah pilihan yang tepat. Namun, bagi yang ingin fokus pada aspek klinis penggunaan obat dan membantu pasien mendapatkan terapi obat yang optimal, menjadi apoteker klinis adalah pilihan yang lebih sesuai.

Jika masih ragu belum menemukan peluang untuk bekerja di keduanya, atau kamu ingin memiliki peran lebih banyak untuk masyarakat, bisa bergabung dengan komunitas Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).

PAFI ada di berbagai daerah untuk memberdayakan ahli farmasi di masyakarat. Termasuk mengadakan seminar, pelatihan, dan sebagainya sehingga kamu bisa belajar lebih banyak atau memperluas jaringan.

Bisa bergabung dengan PAFI di daerah masing-masing di seluruh nusantara. Bagi yang berada di Kota Sumenep Jawa Timur, bisa akses website pafikotasumenep.org untuk info selengkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.